Alkohol=Seks yang Lebih Baik?

Orang kerap kali menjadikan informasi di media massa sebagai sumber referensinya mengenai seksualitas. Namun, beberapa informasi yang disebarkan oleh media kadang bukan hanya cuma mengandung sedikit kebenaran, tapi malah bisa keliru sama sekali. Salah satu “mitos” yang beredar dan akan dibahas di sini berkenaan dengan kaitan antara seks dan alkohol. Banyak orang percaya bahwa alkohol berfungsi sebagai afrodisiak (meningkatkan gairah seksual) dan menjadikan hubungan seksual lebih baik, tapi apakah alkohol benar-benar memiliki efek tersebut?

Tidak ada efek obat yang sederhana terhadap pemakainya, alkohol pun demikian. Akan tetapi, dapat dikatakan bahwa konsekuensi seksual negatif akan terjadi bila Anda minum alkohol terlalu banyak dan sering. Secara umum, efek alkohol dapat dikategorikan dalam tiga jenis, yaitu efek jangka pendek, efek harapan terhadap seksualitas, dan efek sosial dan kesehatan jangka panjang. Kita mulai dari efek jangka pendek dulu. Penelitian menunjukkan bahwa segera setelah mengonsumsi alkohol, pada subjek muncul perasaan bebas dan santai sehingga mereka lebih nyaman memulai atau terlibat hubungan seksual. Alkohol dapat membuat peminumnya lebih percaya diri dan dalam takaran kecil dapat memfasilitasi komunikasi seksual dan sosial. Intinya, bila diminum sedikit saja, alkohol ditemukan memiliki dampak positif terhadap gairah seksual. Meski demikian, respons seksual berkurang bahkan ketika Anda minum beberapa kali. Alkohol memiliki efek depresif pada otak sehingga menghambat ekspresi seksual. Dalam jumlah besar, alkohol membuat hubungan seksual sukar terlaksana atau malah tidak mungkin sama sekali, sedangkan dalam jumlah sedang alkohol bisa membuat orang berperilaku seksual yang tidak aman. Alkohol juga dapat menganggu kemampuan kognitif memproses informasi yang dapat menjadi rem impuls seksual. Alkohol dapat menjadi alasan orang merasionalisasi perilaku seksual yang tidak sesuai dengan nilai yang dianutnya. Seiring meningkatnya konsumsi, baik pria maupun wanita gairah seksualnya akan kian berkurang. Pria akan sulit ereksi. Pria dan wanita akan sukar mencapai orgasme.

Lanjut ke efek harapan. Pada beberapa penelitian di mana subjek diberi minuman nonalkohol tapi diberitahu bahwa minuman itu beralkohol, peneliti mendapati subjek melaporkan peningkatan gairah seksual mirip dengan orang yang benar-benar meminum alkohol. Ini membuktikan bahwa harapan kita akan suatu efek dapat sungguh-sungguh mempengaruhi pengalaman (seksual) kita. Dan efek harapan ini tidak dipalsukan dan bukan merupakan kebohongan.

Kemudian, alkoholisme atau pemakaian alkohol kronis memiliki efek buruk pada seksualitas yang mencakup gangguan dan disfungsi ereksi, kehilangan gairah seksual dan kesulitan mencapai orgasme. Konsumsi alkohol kronis menyebabkan perubahan hormon (mengecilkan testis). Itu tadi efek primernya. Kalau contoh efek sekundernya adalah peminum kronis bisa memiliki hubungan jangka panjang yang lebih sedikit, lebih sulit mencari atau mempertahankan pasangan seksual. Masalah sosial, kesehatan dan finansial mereka juga menjadikan mereka kurang diminati sebagai pasangan seksual.

Hm, rasanya Anda perlu berpikir dua kali sebelum memutuskan untuk menjadikan alkohol bagian dari kehidupan seksual Anda.

Sumber:
about.com
Our Sexuality

Published in: on 14 Juni 2008 at 4:16 am  Comments (1)  
Tags:

The URI to TrackBack this entry is: https://vitasexualis.wordpress.com/2008/06/14/alkoholseks-yang-lebih-baik/trackback/

RSS feed for comments on this post.

One CommentTinggalkan komentar

  1. stop minum alkohol, orgasme memang susah didapat mari hidup sehat


Tinggalkan Balasan ke gede wirantawan Batalkan balasan