Tinjauan Buku “Etika Bercinta Ala Nabi”

Umat Islam mengenal dua sumber utama rujukan segala perkara, yakni kitab suci Al Qur’an dan hadis Nabi Muhammad SAW. Lantaran kitab suci itu berasal dari Allah sendiri, tentu tidak ada yang mempertanyakan sahih-tidaknya suatu ayat yang berkaitan dengan masalah seksualitas. Nah, bagaimana dengan hadis? Dari sedikit pengetahuan agama yang saya punya, saya bisa menyimpulkan bahwa ada hadis yang sahih dan ada pula hadis yang ditolak karena berbagai alasan. Buku “Etika Bercinta Ala Nabi” yang mulanya berupa tesis ini lahir atas dasar keinginan penulisnya mengupas berbagai hadis mengenai hubungan seksual yang berseliweran, membedahnya dengan kritis dan ilmiah, dan akhirnya menentukan mana hadis yang sahih dan mana yang tertolak agar penganut Islam mendapat pedoman seks yang tepat seperti yang diajarkan Rasulullah.

Buku ini terbagi menjadi tiga bagian, bagian awalnya adalah pendahuluan yang memaparkan latar belakang penulisan buku (karena perkembangan perilaku seksual masyarakat yang kian bebas dan makin melenceng dari syariat, serta seperti yang sudah saya sebut di atas, banyak hadis yang memberi tuntunan keliru tentang seksualitas). Bagian selanjutnya memaparkan bagaimana kedudukan seks dalam agama Islam, yang intinya adalah pandangan moderat Islam di antara kutub represi seks dan kutub seks bebas. Masuk bagian ketiga baru terurai isi perut buku ini, yakni hadis-hadis tentang seks, analisis dan kesimpulan kualitas hadis tersebut. Hadis-hadis yang dibedah dibagi menjadi kategori hadis tentang etika sebelum sanggama, hadis tentang etika saat sedang sanggama, dan hadis tentang etika pascasanggama (yang mengenai detilnya insya Allah akan saya jabarkan di tulisan yang lain).

Bagi saya pribadi sebagai orang Islam, apa yang disampaikan melalui buku ini jelas penting. Pengetahuan yang ada di dalamnya melengkapi buku-buku pendidikan seks islami yang sudah banyak beredar di toko buku. Dengan menggunakan pendekatan kritik hadis, penulisnya sangat membantu orang Islam awam agar tidak menelan mentah-mentah hadis tertolak yang masih banyak digunakan dalam buku panduan seks islami (setidaknya satu buku yang saya tahu). Dan tentu melegakan bagi orang Islam awam seperti saya yang kadang ingin tidak mempercayai satu hal yang rada sulit dinalar, tapi tak paham dasar ilmunya (contoh: hadis yang berbunyi bahwa suami-istri jangan saling melihat kelamin waktu bersanggama, nanti bisa buta, semacam itulah).

Buku ini bukannya tidak punya kekurangan. Satu hal yang bisa diperbaiki untuk cetakan selanjutnya adalah menyediakan semacam kamus kecil istilah-istilah Arab yang digunakan dalam buku karena tidak semua pembaca paham maksud istilah tersebut. Kemudian, jumlah catatan kaki yang sangat banyak bagi saya terasa agak mengganggu. Namun, mungkin karena buku ini dasarnya adalah karya ilmiah untuk tujuan akademis, pemaparan dalam catatan-catatan kaki seperti itu sukar dihindari. Selanjutnya, buku ini saya kira dapat dikembangkan lagi soalnya hadis meragukan tentang seks masih banyak yang belum dikupas di sini. Masih ada beberapa hadis yang menjadi tanda tanya bagi saya dan tidak saya temukan dalam buku ini. Meski demikian, buku ini saya rekomendasikan bagi Anda umat Islam yang membutuhkan tuntunan etika seks islami.

Judul : Etika Bercinta Ala Nabi, Sebuah Pendekatan Kritik Hadis
Penulis : Syakir Jamaluddin, M.A.
Tebal : 186 halaman (termasuk indeks) + XI
Tahun terbit : Oktober 2005, cetakan pertama
Penerbit : Suara Muhammadiyah, Yogyakarta

Published in: on 5 Juli 2008 at 8:37 am  Tinggalkan sebuah Komentar  
Tags: